TERJEMAHAN
Mempelajari Pembelajar Bahasa Inggris
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Analisis Kontrastif dan Kesilapan Berbahasa
Dosen Pengasuh
Dr. Indawan Syahri, M.Pd
Dra. Yenny Puspita, M.Pd.
Oleh
Muhamad Nasir NIM 20076011041
Ida Lediawati NIM 20076011007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
BKU PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2007
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya jua, penulisan makalah ini bisa diselesaikan dengan baik.
Sebagai bagian dari kegiatan perkuliahan Mata Kuliah Analisis Kontrastif dan Kesilapan Berbahasa dengan Dosen Pengasuh Dr. Indawan Syahri, M.Pd. dan Dra. Yenny Puspita, M.Pd. kami harus menerjemahkan makalah/artikel berbahasa Inggris yang telah ditentukan.
Kami mendapat makalah berjudul The Study of Learner English yang diterjemahkan menjadi Mempelajari Pembelajar Bahasa Inggris.
Atas bimbingan dosen pengasuh dan peran serta rekan-rekan di kelas reguler Program Studi Pendidikan Bahasa, BKU Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas PGRI Palembang, makalah ini dapat diselesaikan sesuai rencana. Untuk itu kepada berbagai pihak yang telah membantu, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa yang disajikan dalam terjemahan ini masih banyak kekurangannya baik menyangkut isi maupun penulisannya. Kekurangan-kekurangan ini merupakan kelemahan dan keterbatasan kami baik disadari maupun tidak disadari. Untuk itu, kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
Kepada pembaca dan civitas akademika Program Studi Pendidikan Bahasa, BKU Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas PGRI Palembang, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat. Terima kasih.
Palembang, 2007
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
1. Pendahuluan ....................................................................... 1
2. Penelitian Terhadap Sistem Pendekatan Para Siswa ..................................... 2
3. Pemindahan Bahasa ................................................................................ 3
4. Pendekatan Intralingua ..... ............................................................................. 4
5. Situasi Ilmu Sosial ................................................................................ 5
6. Modalitas ............................................................................ 6
7. Umur ........................................................................... 8
8. Kesuksesan dari Sistem Perkiraan ...................................................................... 10
9. Kesulitan Umum ......................................................................... 11
10. Signifikansi Sistem-Sistem Pelajar ................................................................... 13
Terjemahan
Mempelajari Pembelajar Bahasa Inggris
Oleh
Muhamad Nasir NIM 20076011041
Ida Lidiawati NIM 20076011007
1. Pendahuluan
Kedua teori bahasa kemahiran dengan tradisional telah menjadi keturunan dari teori ilmu bahasa umum. Kadang-kadang ditambahkan dengan wawasan ulmu jiwa. Sedangkan teori ilmu bahasa umum lebih banyak wawasan daripada satu yang terdahulu. Ada yang telah tidak sesuai dengan peningkatan di deskriptif atau tenaga penjelasan dari kedua teori bahasa kemahiran. Kekuatan dari hasil ilmu bahasa di penelitian kedua bahasa bukan keahlian khusus di masa sekarang. Kekurangan yang nyata ini dari sebuah ilmu bahasa model pola contoh untuk penelitian kedua bahasa.
Bagaimanapun mungkin menjadi sebuah peristiwa yang disukai. Kenyataan tampak dengan jelas sesuai dengan teori ilmu bahasa. Penelitian di kedua pelajaran bahasa mungkin dipaksakan untuk menghasilkan teori baru yang relevan untuk daerah khusus di bawah penelitian. Teori seperti ini mungkin spesifik untuk bahasa kemahiran. Di waktu yang sama data yang dikumpulkan mungkin dapat memberikan kebenaran untuk teori bahasa umum dan untuk praktik mengajar bahasa. Sedangkan kekurangan dari ilmu bahasa adalah kegagalan untuk penelitian dan dia belum boleh mencapai untuk menarik perhatian dan penemuan asli.
2. Penelitian Terhadap Sistem Pendekatan Para Siswa
Direksi baru dari penelitian dalam pemerolehan bahasa kedua adalah sebuah hasil dari sejarah penelitian terbaru sebagai penyingkap resensi pendek. Karena teori ilmu bahasa yang sinkron adalah paradigma awal dalam abad ke-19, jadi pengamatan tentang pembelajaran bahasa kedua terlalu cepat. Boaz berpendapat fluktuasi semu pada pembelajaran ilmu bahasa mengartikan bunyi-bunyi dalam bahasa-bahasa yang baru (Boaz, 1889). Dia mengatakan bahwa pelajar-pelajar mengartikan bunyi-bunyi dalam bahasa-bahasa pada istilah-istilah bahasa asli mereka atau bahasa lainnya yang mana telah diutarakan oleh mereka lebih awal. Dengan usul dari bahasa yang tiba-tiba sebagai sebuah sistem yang bagaimanapun juga pertanyaan dari pemerolehan bahasa kedua dapat disajikan sebagai posisi tengah dari dua sistem.
Letak posisi dari sistem-sistem bahasa dapat memimpin pada sebuah supersistem yang baru yang menggabungkan fitur-fitur pada kedua sistem (Fries dan Pike, 1949) atau untuk campuran intersistem ( Weinreich, 1953). Usul dari campuran antara dua sistem ilmu bahasa dan guru-guru sebagai acuan utama, karena ini tampak untuk laporan masalah-masalah dari pembelajaran bahasa kedua, khususnya pada orang dewasa. Menurut Lado (1957), menyajikan poin-poin yang tampak berbeda antara dua sistem bahasa. Analisis perbedaan timbul sebagai tujuan dari suatu penelitian. Untuk lebih meyakinkan, perbedaan yang kontras antara sistem-sistem tersebut dimengerti tidak hanya faktor yang terlibat dalam pembelajaran bahasa kedua.
Percobaan berikut untuk megetahui apa yang terlihat sebagai sebuah teori pendekatan mengembangkan pembelajaran bahasa ke dalam apa yang beberapa ahli bahasa maksud sebagai analisis kesalahan.
Kesalahan yang banyak dari analisis kesalahan menjadi perhatian pada analisis dua tatabahasa. Beberapa ahli bahasa mengusulkan penelitian lebih dekat pada kemampuan aktual pelajar. Corder (1967), secara singkat mengatakan bahwa ahli bahasa mempelajari proses-proses pemerolehan bahasa dan strategi-strategi yang beraneka ragam yang mungkin digunakan para siswa. Strevens (1969) menghipotesiskan bahwa kesalahan-kesalahan tidak akan menjadi masalah yang ditangani, tetapi paling tidak secara normal dan fitur-fitur yang tidak terelakkan yang mengindikasi strategi-strategi yang pelajar-pelajar pergunakan.
Dia menduga jika sebuah pola kesalahan-kesalahan yang teratur akan diamati dalam semua kesempurnaan para pelajar pada situasi yang diberikan, dan jika seorang pelajar terlihat memiliki kemajuan melalui pola ini, kesalahan-kesalahan akan diambil sebagai bukti bukan kegagalan tetapi keberhasilan dan kemampuan dalam belajar. Tetapi pelopor yang mempelajari kesalahan-kesalahan siswa yang masih dilakukan dalam sebuah rancangan kerja yang menekankan perantara antara bahasa-bahasa sebanyak mereka menekankan kesalahan-kesalahan.
Baru-baru ini dikatakan bahwa kesalahan-kesalahan sendiri adalah sedikit perhatian; seluruh sistem ilmu bahasa dari bahasa kedua pelajar akan diinvestigasi. Oleh karena itu penelitian cenderung fokus pada pelajar itu sendiri. Sebagai generator dari tatabahasa kalimatnya dalam bahasa baru. Penekanan ini dicerminkan dalam sebuah terminologi pada sebuah penelitian yang sesuai dengan percobaan-percobaan siswa untuk menggabungkan tatabahasa dari bahasa yang sedang dia pelajari. Istilah ini termasuk, error analyis, idiosyncratic dialects, interlanguage, approximate systems, transitional competence, l’etat de dailecte. (Corder, 1967, 1971a, 1971b; Selinker, 1972; Nemser, volume ini; Richard, 1971).
Kesuksesan sebagian pelajaran, dicerminkan di dalam konstruksi aturan-aturan yang tidak mencerminkan itu pada bahasa ibu atau bahasa target, yang terlihat seperti menggambarkan konstruksi dari sistem-sistem yang dipelajari dari tatabahasa dan aturan-aturan fonologi. Jumlah kecil penelitian dan spekulasi tentang sistem-sistem pendekatan pelajar-pelajar (istilah dipinjam dari Nemser, bagian ini) mengatakan bahwa tujuh faktor dapat sebagai pengaruh dan karakter sistem-sistem bahasa kedua pelajar ini. Faktor-faktor ini dibahas di bawah.
3. Pemindahan Bahasa
Faktor pertama adalah pemindahan bahasa. Kalimat-kalimat dalam bahasa target dapat memerankan perbedaan dari bahasa ibu. Ini tentunya lebih disadari, tetapi tidak hanya, sumber kesulitan oleh ahli bahasa yang melakukan analisis perbedaan. Analisis campuran cenderung dari bahasa/kalimat yang menyimpang pada bahasa ibu. Analisis perbedaan melakukan hal yang lain, memprediksi kesalahan dengan membandingkan sistem-sistem ilmu bahasa dari bahasa ibu dan bahasa target. Asal usul sejarah dan teori dari analisis perbedaan dalam ilmu kejiwaan yang disajikan oleh Dulay dan Burt (1972). George ( 1971) menemukan satu per tiga dari kalimat yang menyimpang dari bahasa kedua pelajar-pelajar dapat disimbolkan pada bahasa transfer, figur yang sama seperti yang diberikan oleh Lance (1969) dan Brudhiprabha (1972). Sebagai diskusi selanjutnya yang akan mengindikasi jumlah dari faktor-faktor yang saling mempengharuhi dalam menemukan sistem pendekatan bahasa siswa. Sampai aturan dari beberapa faktor-faktor yang lain ini lebih dimengerti dengan jelas, tidak mungkin mengevaluasi jumlah dari sistem campuran dikarenakan pemindahan bahasa itu sendiri.
4. Pendekatan Intralingua
Faktor kedua, diistilahkan dengan pendekatan intralingua oleh Richards (1970), tertuju pada item-item yang dihasilkan oleh pelajar yang tidak mencerminkan struktur dari bahasa ibu, tetapi secara umum berdasarkan bagian yang terbuka dari bahasa target. Dalam analisis kesalahan bahasa Inggris yang dihasilkan oleh pembicara-pembicara dari bahasa yang tidak berhubungan yang menggambarkan sebagian keluarga-keluarga bahasa, Richards mencatatkan bagian kategori-kategori dari jenis-jenis kesalahan yang tampak umum pada pembicara-pembicara dari bahasa-bahasa yang beraneka ragam karena mereka mengembangkan anggapan-anggapan tentang struktur bahasa Inggris.
Seperti pelajar-pelajar bahasa pertama, pelajar bahasa kedua mencoba menurunkan aturan-aturan di belakang data yang telah dia tampilkan, dan mungkin mengembangkan anggapan-anggapan yang sesuai tidak pada bahasa ibu, tidak juga bahasa target. Dalam sebuah pengalaman dalam belajar, susunan kata bahasa Rusia, Tarrey (1966) menemukan bahwa subjek-subjek kadang-kadang mengadopsi sebuah susunan kata yang konsisten yang berbeda dari bahasa Rusia juga bahasa Inggris.
Penelitian ini menyarankan banyak kesalahan intralingua yang mencerminkan kesulitan belajar dari apa yang berlevel rendah dari aturan-aturan dalam bahasa target, seperti perbedaaan antara kata kerja infleksi dalam kalimat I Walk, she walks. Mungkin dianggap bahwa aturan-aturan dasar seperti kesadaran-kesadaran hubungan-hubungan subjek-objek, prediksi, negasi, dan lain-lain dibutuhkan sebuah jumlah yang penting dari kesulitan dalam mempelajari bahasa kedua dihubungkan pada pembatasan pilihan dan pada struktur yang tampak dan aturan-aturan bahasa yang kontekstual. Keduanya, pemindahan bahasa dan kesalahan-kesalahan intralingual menguatkan ide tradisional dari pemindahan percobaan; meski begitu, pembelajaran terdahulu dapat mempengaruhi pembelajaran selanjutnya.
5. Situasi Ilmu Sosial
Faktor ketiga adalah situasi ilmu sosial. Setting yang berbeda pada bahasa yang menggunakan hasil dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda dan jenis-jenis pembelajaran bahasa. Ini mungkin dibedakan dalam istilah-istilah dari pengaruh-pengaruh susunan budaya masyarakat pada bahasa siswa dan komunitas bahasa target dan tanda-tanda masing-masing ilmu bahasa dari hubungan-hubungan dan identititas ini. Termasuk di sini adalah pengaruh-pengaruh bagian motivasi siswa untuk mempelajari bahasa kedua sebaik pengaruh-pengaruh susunan budaya masyarakat.
Jika bahasa-bahasa dipelajari dalam pola yang sama, pelajar dapat mengembangkan jenis yang diberikan dari struktur ilmu makna kata. Bayangkan hal dari seorang anak kecil yang mendapatkan dua bahasa dalam rumah. Bahasa Inggris bread dan bahasa Prancis pain mungkin diidentifikasi dengan konsep yang sederhana. Dengan kata lain, jika bread dipelajari di rumah dan pain dipelajari dengan pola lain. Lebih umumnya walau demikian fokus pada hubungan antara kesempatan-kesempatan untuk belajar dan sistem pengembangan pelajar sebagai hal yang berguna. Karena ini memimpin beberapa perbedaan seperti apakah kesempatan belajar dibatasi bagi kelengkapan itu oleh sekolah tentunya (bahasa Inggris sebagai bahasa asing) atau terutama program luar sekolah (bahasa Inggris sebagai bahasa kedua) dan pada pandangan akan pengaruh-pengaruh dari perbedaan-perbedaan ini pada bahasa pelajar (Richards, volume ini).
Pandangan akan situasi ilmu sosial juga memimpin pencantuman dari variabel-variabel motivasi secara umum yang mempengaruhi pembelajaran bahasa. Ahli ilmu jiwa yang telah menghubungkan jenis-jenis pencapaian pembelajaran bahasa pada aturan bahasa dalam hubungan pada kebutuhan dan persepsi siswa. ‘Instrumental’ jenis dari motivasi yang dihjelaskan sebagai pendorong seorang pelajar untuk mempelajari bahasa bagi tujuan-tujuan secara benar sesuai dengan fungsinya, dan tidak sebagai makna integrasi dengan anggota-anggota kelompok ilmu bahasa budaya lainnya.Dalam fokus pada jenis hubungan menggenggam antara pelajar dan komunitas bahasa target yang akan menjadi kesadaran dialek yang tidak baku (Labov, 1971), pidgin dan kreol (Hymes, 1971) dan pembelajaran bahasa imigran (Richards, volume ini) sebagai ilustrasi dari pengaruh proses-proses sosial pada transmisi dan penggunaan bahasa.
Pemerolehan bahasa pertama dan kedua menentukan bentuk dan pola pada pembelajaran bahasa mungkin disimbolkan pada variabel sosial. Apakah pelajar memproduksi kalimat “When are you coming?” , “When you come?”, “When you’s coming?”. Akan tergantung pada situasi sosial, keahlian dan perhatian siswa, atau beberapa faktor sosial lainnya dalam konteks pembelajaran. Fenomena dari hal yang menjadi sederhana pada beberapa situasi kontak bahasa, dicerminkan oleh ketidakadaan kata kerja penghubung, reduksi morfologi dan sistem infleksi, dan tatabahasa yang menjadi sederhana, dapat menjadi motivasi sosial (Ferguson, 1971). Ketika kebutuhan untuk berkomunikasi pada informasi yang sederhana dengan bantuan hal-hal yang bukan merupakan ilmu bahasa, item-item kosakata dan susunan kata akan menjadi elemen-elemen yang paling penting yang diperoleh, sebagai pengalaman pendatang asing dari negara asing dan ilmu bahasa, adat istiadat/cerita rakyat dalam karikatur buku-komik (Me Tarzan, You Jane).
6. Modalitas
Bahasa pelajar mungkin beraneka ragam menurut faktor keempat, modalitas dari cerminan bahasa target dan modalitas dari produksi. Vildomec mengamati perbedaan antara bahasa-bahasa dwibahasa secara umum lebih menghasilkan daripada menerima. Orang-orang sering melaporkan contoh-contoh dari elemen-elemen bahasa ibu mereka dalam hasil kalimat, tetapi jarang sekali dalam pengertian mereka akan bahasa lain (Vildomec, 1963).
Penelitian Nemser mengatakan bahwa perbedaan dua sistem akan secara umum dalam bahasa target tergantung pada modalitas. Dia menemukan di dalam hasil modalitas, penempatan morfologi berbeda tergantung pada apakah pelajar meniru ungkapan-ungkapan yang dia dengar atau hasilkan dengan spontan (Nemser, 1971a).
Kenyataannya dalam pemerolehan bahasa pertama Lieberman (1970) telah berpendapat bahwa beberapa fitur fonologi ada karena akustik mereka menghubungkan “match” sebuah pendeteksi otot akustik tertentu. Fitur-fitur yang lain ada karena mudah menghasilkan sebuah gerakan ucapan tertentu dengan organ vokal manusia. Masih dengan fitur-fitur yang lain yang mencerminkan sebuah rasa optimis sepanjang kedua dimensi ini; fitur-fitur yang mempunyai ucapan yang berhubungan yang mudah diproduksi dan dihasilkan dalam getaran yang berhubungan yang dapat ditangkap. Ini tidak realistis mengasumsikan bahwa pelajar bahasa kedua memperoleh beberapa perbedaan pada dasar dari isyarat-isyarat yang diaudit, beberapa dasar isyarat ucapan, dan yang lain berdasarkan kombinasi isyarat-isyarat ini .
Contoh pembelajaran yang berdasarkan isyarat yang diaudit akan menjadi perbedaan antara inisial /f/ dan /s/ dan antara /v/ dengan /j/ dalam bahasa Inggris. Hal dimana gerakan-gerakan ucapan dapat dilihat akan menjadi dasar perbedaan yang akan membedakan antara bilabial dan velar stop dalam bahasa Inggris. Perintah bahasa kedua yang baku menghasilkan perbedaan yang diberikan dalam bahasa target mungkin tidak menjadi prosedur yang optimal untuk semua kelas bunyi. George menjelaskan kesulitan-kesulitan pembelajaran direvisi dari pengenalan audiolingua pada is, has dalam posisi tanpa penekanan, yang akan disadari sebagai /z/, memimpin untuk mengidentifikasi sebagai sebuah item lexical tunggal dan untuk beberapa kalimat seperti she is a book, Her name has Sita. Makalah yang ditulis dari bentuk-bentuk tersebut dapat menghindari kebingungan ini (George, 1971).
7. Umur
Faktor kelima yang dapat mempengaruhi sistem pendekatan dari pelajar bahasa kedua adalah umumrnya. Beberapa aspek dari kapasitas belajar anak-anak berubah semakin dia tumbuh dewasa dan dapat mempengaruhi pembelajaran bahasa. Daya ingat anak-anak akan meningkat sesuai dengan umurnya. Dia memperoleh konsep-konsep abstrak dengan jumlah yang lebih besar, dan dia menggunakan ini untuk menafsirkan pengalamannya. Lenneberge (1976) mencatatkan sebuah periode dari pemerolehan bahasa utama, dimulai ketika anak-anak mulai berjalan dan berlangsung sampai masa pubertas Beberapa karakter bahasa anak-anak telah disimbolkan pada kealamiaan
Khusus dari daya ingatnya dan memproses strategi-strategi dalam masa anak-anak. Brown dan Bellugi (1964) menghubungkan aspek-aspek bahasa anak-anak untuk membatasi panjang ungkapan yang ditimbulkan oleh ketidakmampuan anak-anak untuk merencanakan hal yang lebih dari sekadar kata-kata. Padahal dalam beberapa cara orang dewasa mempunyai persiapan yang lebih baik untuk mempelajari bahasa daripada anak-anak.
Orang dewasa memiliki daya ingat yang lebih baik, daya tampung terhadap konsep-konsep abstrak yang lebih besar yang dapat digunakan dalam pembelajaran, dan kemampuan yang lebih besar untuk membentuk konsep-konsep baru.
Bagaimanapun juga anak-anak adalah peniru yang lebih baik. Erin Tripp (1970) mengatakan bahwa bahasa ibu orang dewasa memiliki jumlah kosa kata yang lebih banyak. Strategi pembelajaran bahasa pada orang dewasa mungkin lebih beorientasi pada kosa kata daripada struktur bahasa.
Pemerolehan struktur bahasa merupakan tugas orang dewasa yang tidak begitu mudah (Erwin Tripp, 1970). Pemerolehan bahasa memproses makna yang dapat dia tampung dalam aturan bahasa ibunya saat anak-anak tidak mungkin dapat digunakan lagi. Slinker berpendapat bahwa bagian ini diaktifkan hanya pada 5% orang dewasa (yang menerima kemampuan penutur asli dalam bahasa baru). Kebanyakan pelajar bahasa (yang gagal mendapat kemampuan penutur asli) mengakibatkan ide yang berbeda yang masih dalam struktur asal (Slinker, bagian ini).
Tidak pernyataan yang mengkategorikan tentang hubungan pembelajaran bahasa dengan umur yang bisa dibuat. As Braine (1971) berpendapat, pertanyaan itu tidak terlalu banyak daripada anak-anak secara biologi untuk memperoleh bahasa, tetapi jarang sebuah pertanyaan bagaimana pembelajaran bahasa pada anak kecil berbeda dengan orang dewasa. Dan ini memimpin sebuah ujian perbandingan pembelajaran bahasa yang mengkategorikan pembelajaran bahasa pada anak kecil dan orang dewasa. Machanamara (1971) dan Kennedy (1973) mendapatkan perbedaan hasil berdasarkan umur seperti motivasi dan perbedaan situasi. Keharusan untuk mengerti dan berbicara merupakan masalah yang sangat rumit bagi anak-anak muda daripada bagi orang dewasa dalam mempelajari sebuah bahasa baru.
Penelitian pada pembelajaran bahasa kedua dan dua bahasa belum sangat jauh menjelaskan bagaimana aturan-aturan pada generasi kalimat-kalimat dalam dua bahasa atau lebih oleh pembicara yang sama dihubungkan. Sebuah pertanyaan menjadi lebih rumit ketika faktor umur ditambahkan. Swain (1971), bekerja dengan anak-anak dari 2.1 sampai 4.10 yang telah mengekspose dua bahasa. Dari saran kelahiran pada pelajar pada usia ini, perbedaan dua kode bahasa atau lebih bukanlah masalah dalam membedakannya secara signifikan dari yang dihadapi oleh seorang anak kecil yang menguasai satu bahasa yang memperoleh pengontrolan yang bervariasi dari satu bahasa.
Sebuah model yang disarankan memisahkan set-set dari aturan-aturan bagi masing-masing kode yang akan diefisienkan dalam istilah-istilah. Lebih efisien akan menjadi sebuah aturan-aturan umum dengan perbedaan itu untuk menterjemahkan maknanya melalui proses yang berbeda (Swain, 1971.6). Lihatlah simulasi pertanya ya/tidak. Dia menemukan bahwa aturan-aturan bahasa yang umum untuk kedua bahasa adalah yang pertama dikuasasi oleh anak-anak yang menguasai dua bahasa. Dalam mempelajari aturan-aturan sistem negatif dalam bahasa Inggris dia memproduksi kalimat-kalimat mirip seperti yang diproduksi oleh anak-anak dalam belajar bahasa Inggris seperti bahasa ibu (I not like that) walaupun tipe Norwegia akan memberikan elemen negatif setelah kata kerja (I like that not).
Dalam belajar sistem pertanyaan dia mulai dengan sebuah pola yang tidak beraturan, seperti dalam bahasa Norwegia (Like you ice cream?). Pembelajaran ini menyarankan bahwa dalam mempelajari bahasa, bekerja dengan data dari dua bahasa, disesuaikan dengan mereka berkali-kali secara kesatuan dan sesekali seperti kode tunggal.
Penelitian yang dilakukan oleh Kessler (in press) pada anak-anak yang menguasai bahasa Itali dan bahasa Inggris pada umur 6 sampai 8 tahun membuktikan bahwa struktur yang dibagi oleh dua bahasa diperoleh jenjang yang sama dan dalam tingkat yang sama pula. Bagi variasi struktural antara dua bahasa, ilmu bahasa akan lebih kompleks dalam pemerolehan selanjutnya. Kessler menyimpulkan bahwa bagian aturan-aturan pada dasarnya sama, diikuti oleh masukan leksikal bahasa yang spesifik. Pemerolehan bahasa ibu adalah sebuah proses yang panjang yang berlanjut pada umur 10 atau lebih (Chomsky, 1969).
8. Kesuksesan dari Sistem Perkiraan
Faktor keenam yang mempengaruhi kekurangan stabilitas dari sistem perkiraan pelajar. Sistem-sistem seperti ini biasanya tidak dapat diberikan secara individu, karena ada pengembangan yang dilakukan secara terus-menerus secara tidak bervariasi dalam belajar bahasa target.
Karena penguasaan bagi pembelajaran bahasa individu tidak pernah diketahui, penguasan kata-kata baru, fonologi, dan sintaksis bervariasi dari satu individu dengan yang lain. Item-item novel atau atau struktur-struktur dalam mempelajari dialek tidak sesuai secara teratur. Karena kebanyakan pelajaran dari pelajar bahasa kedua mempunyai kesamaan dengan produksi pelajar lebih dari pemahamannya terhadap bahasa. Pertanyaan juga apakah tata bahasa yang ia produksi, karena seperti kita lihat di atas, modal dapat mempengaruhi tipe pengembangan sistem.
Siswa dapat sering memproduksi kalimat seperti, I has a book tetapi mengerti ketika dia mendengar I have a book. Aturan yang mana yang dihadirkan dalam tata bahasa ini? Seperti dalam pemerolehan bahasa pertama, dalam pengembangan bahasa kedua banyak elemen yang diteliti melalui sebuah panggung di mana mereka kadang-kadang digunakan dan kadang-kadang dihilangkan.
Sebuah tata bahasa bagi beberapa fitur mungkin berisikan aturan tetapi menjelaskan bahwa itu hanyalah pilihan. Walaupun begitu, aturan-aturan bagi item-item atau struktur-struktur membantu bagi sistem perkiraan pelajar-pelajar yang ditulis mereka akan dibutuhkan untuk diisi dalam sebuah format timbal balik yang memungkinkan mereka untuk mengerti, jika ini bisa dipahami. Kemungkinan sebuah format seperti yang diajukan oleh Labov untuk menangani variabel ilmu bahasa sosial akan berguna. Ini akan menjadi bagian dari aturan struktur itu sendiri.
9. Kesulitan Umum
Tidak seperti karakter faktor-faktor dari sistem perkiraan, faktor ketujuh ini telah menerima sedikit perhatian dalam sastra pemerolehan bahasa kedua. Faktor ini disadari dengan kesulitan bagi manusia dari fonologi khusus, sintaksis, atau item ilmu makna kata dan struktur-struktur.
Beberapa bentuk mungkin menjadi kesulitan untuk dipelajari. Tak masalah pada latar belakang pelajar tersebut. Misalnya akan diketahui dengan baik bagian bahasa Inggris /v/- /o/- dan /f/-/o/ sangat sulit dibedakan, tidak hanya bagi bukan penutur asli tetapi bagi para penutur asli (Delattre, Liberman dan Cooper, 1962).
Konsep dari kesulitan mungkin mempengaruhi organisasi pelajar dari apa yang dia terima dan organisasi yang dia produksi. Fokus pada strategi pembelajaran memberikan perhatian secara langsung pada simbol-simbol yang pelajar gunakan untuk mengenali elemen-elemen dalam bahasa baru. Dimana secara keseluruhan, derivatif dan kata-kata serapan yang dipakai sebagai contohnya, ini dapat mengenali elemen-elemen tertentu dalam bahasa baru yang lebih mudah, dimana bahasa target mengikuti struktur bahasa ibu.
Prediksi dari kesulitan dalam istilah perbedaan interlingual menyangka bagaimanapun ini dapat dikerjakan untuk membandingkan kategori-kategori bahasa-bahasa serapan. Sebuah perbandingan yang dalam praktiknya tidak mungkin dapat terjadi. Mungkinkah sintaksis dalam satu bahasa merupakan kosakata dalam bahasa yang lain Torrey (1971) berkomentar, banyak aspek pembelajaran bahasa sulit untuk dianalisis ke dalam respon-respon tertentu, dan bahkan mungkin respon-respon tersebut bervariasi dan berbeda-beda. Tingkat pembelajaran akan diujikan dalam istilah-istilah khusus lebih daripada respon-respon umum. Kesulitan apa yang pelajar temukan juga akan tergantung pada tingkat dan keahlian dari apa yang sudah dia peroleh dari bahasa kedua. Pengetahuannya terhadap bahasa target akan membentuk bagian data yang dia simpulkan arti elemen-elemen baru tersebut.
Kesulitan dalam pembelajaran bahasa telah ditemukan oleh ilmu fisik dalam istilah-istilah seperti faktor-faktor seperti panjangnya kalimat, bentuk waktu, jumlah perubahan kata, dan makna yang kompleks.
Kemudahan dari pemahaman terlihat ditemukan dengan jenis aturan yang dikembangkan (Fodor dan Garret, 1966). Pengandaian dalam bahasa Rusia berkembang akhir–akhir ini, pemikir strukturnya agak sederhana (Braine, 1971).
Pembuktian dan pemahaman siswa pada pemahaman sekarang mungkin dibandingkan dengan produksinya. Pelajar-pelajar mungkin menemukan sebuah kata atau struktur yang sulit untuk mereka ucapkan. Sesekali kalimat sedang diperkenalkan (atau kalimat sederhana] sering digunakan lebih sering. Seperti misalnya sebuah bentuk pertanyaan yang dipelajari lebih awal dapat menggantikan semua bentuk pertanyaan yang lain dalam ucapan siswa, secara tiba–tiba menggantikan jenis–jenis pertanyaan yang lain.
Kata–kata dengan penambahan makna asing dapat menjadi sia–sia dalam hal yang lebih disukai untuk kosakata yang lebih jelas yang dipelajari kemudian. Nickel menyatakan ini sebagai faktor kronologis. Kita semua tahu bahwa pola–pola yang dipelajari pertama kali mempunyai prioritas sebagai pola–pola yang akan dipelajari di waktu kedepan dikarenakan kesederhanaan bentuk dari struktur dasar yang pertama ini. Jenis dari perbedaan intrastruktur ini akan mengambil tempat bahkan menyingkirkan latar belakang perbedaan interstruktur. Walau demikian pelajar– pelajar Norwegia yang mempelajari bahasa Jerman akan sangat sering menggunakan kata pengganti dari tipe klausa utama dalam klausa setingkat bahkan memikirkan kondisi–kondisi pada bahasa ibu meraka sama seperti bahasa target Jerman. Karena susunan kata dalam Klausa utama telah dipelajari secara mendalam oleh para siswa (Nickel ,1971).
10. Signifikansi Sistem–Sistem Pelajar
Singkatnya, ketujuh faktor yang dibahas diatas mengatakan bahwa sistem -sistem bahasa para pelajar sangat kaya dalam ilmu bahasa, pendidikan dan sosial. Tidak ada paradigma ilmu bahasa sekarang yang mengarah pada mereka tetapi ini tidak diharapkan, karena mereka adalah hasil–hasil sosial, fisik, dan interaksi–interaksi ilmu bahasa. Penelitian selanjutnya pada sistem–sistem bahasa pelajar akan berinteraksi pada semua faktor–faktor ini. Sementara itu sistem–sistem aproksimative bahasa para pelajar mungkin dipelajari agak lebih serius, hasil–hasil pelajar ini juga akan memberikan kemajuan sendiri bagi praktik pengajaran bahasa dan bagi teori ilmu bahasa secara umum.
Lebih lanjut, jenis pembelajaran longitudinal secara detail disampaikan oleh Ravem (1968, 1970), dan perbandingan–perbandingan perkembangan secara longitodinal dalam keduanya bahasa ibu dan bahasa target, semoga memberikan saran pada tingkat hipotesa siswa tentang aturan–aturan tata bahasa–bahasa ibu dan bahasa ibu yang lain dihubungkan, dan pada pola pendahuluan secara sistematik pada bagian–bagian tertentu dari bahasa target seperti menjadi keuntungan yang paling besar. Deskripsi dan analisis model pembelajaran dan strategi–strategi. Akan membantu dengan pengembangan prosedur–prosedur pengajaran yang mengoptimalkan cara belajar siswa abserfasi secara dekat pada pembelajaran bahasa kedua alamiah, bersamaan dengan belajar pembelajaran bahasa–bahasa pada perangkat kelas formal akan memberikan sebuah bagian yang lebih besar yang merupakan masukan bagi tata bahasa paedagogik .
Pada level pengalaman kelas progmatik, analisis kesalahan akan berlangsung untuk menambahkan satu makna yang mana guru mengumpulkan pembelajaran, pengajaran dan menentukan prioritas–prioritas pada usaha yang selanjutnya . Ini tidak menyarankan bahwa kita mengharapkan bentuk silabus untuk mengorientasikannya sendri secara eksklusif. Sekitar ‘dasar kesalahan’ yang berlangsung atau meningkat. Karena, seperti yang sudah kita ketahui, jumlah variabel-variabel tersebut yang mungkin mempengaruhi kemampuan siswa adalah terlalu besar untuk dirangkum dalam sebuah formula atau pendekatan.
Level kemampuan yang direncanakan pada pola yang diberikan dalam sebuah kursus bahasa bagaimanapun akan memasukkan pengharapan dari bagian variasi-variasi bahasa yang digunakan. Pembelajaran lebih dekat dari pelajar bahasa Inggris akan menambahkan jenis data pada prediksi yang realitas tentang pembelajaran dan pengajaran yang dapat didasari. Termasuk harapan siswa-siswa untuk melalui kemampuan penutur asli secara langsung dalam bahasa yang baru. Lebih realitas tujuan-tujuan itu dapat disusun pada situasi-situasi pembelajaran tertentu, berdasarkan kesimpulan umum yang diperoleh dari pengamatan bagaimana yang lain telah menunjukkan di bawah keadaan yang sama.
Penelitian tentng sistem-sitem pembelajaran para siswa juga telah menarik perhatian bagi teori ilmu bahasa. Hasil-hasil penelitian terhadap analisis kesalahan yang dibahas di atas berindikasi bahwa teori-teori analisis perbedaan yang nyata tidak dapat menjelaskan mengapa banyak sekali perubahan pada bunyi bahasa target yang ditimbulkan. Nababan (1971) mejelaskan, pembahasan perubahan/penempatan pada bahasa Inggris /o/ dibuat oleh penutur bahasa Jawa dan Indonesia, ini tidak jelas mengapa orang dengan latar belakang ilmu bahasa yang diproduksi dapat membuat pengganti yang bervariasi pada /s/, /t/, dan /f/.
Jika masalah-masalah pada bahasa ini ditampilkan pada konteks sistem yang berdekatan, ini tampaknya bahwa sebagian faktor dibahas di sini. Pertama-tama, faktor umum adalah relevan. Seperti yang kita lihat di atas, ini sangat mungkin bahwa strategi-strategi pemerolehan bahasa berbeda antara orang dewasa dan anak-anak. Beberapa informasi tentang kesulitan-kesulitan bahasa pada anak-anak dapat diraih dari banyak pembelajaran pendidikan yang dilakukan pada kesiapan bahasa seperti sebuah data kemampuan membaca. Kedua, orang-orang ahli fonetik telah menunjukkan itu ddalam perbedaan bunyi, kedua- dan ketiga- bentuk transisi dari sebuah frikatif ke dalam vowel adalah isyarat-isyarat yang penting dalam mengenali letak dan artikulasi (Delattre, et al., 1962). Rudegair (1970) melalukan penelitian pada penutur bahasa Inggris asli pada tahun pertama, menemukan bahwa subjeknya yang ditampilkan lebih banyak kesalahan-kesalahan yang signifikan pada kontras /f/ dengan /q/ dan /v/ dengan /j/ dalam konteks dari vokal bagian depan dan sebaliknya pada vokal bagian belakang. Panjang transisi yang lebih panjang pada vokal bagian belakang terlihat menambah isyarat-isyarat yang lebih baik pada perbedaan yang benar pada bunyi frikatif. Keanekaragaman lingkungan-lingkungan vokal pada bahasa Inggris /s/, dengan kata lain, terlihat tidak relevan karena porsi kebisingannya bertambah/menambahkan isyarat yang lebih kuat dalam istilah-istilah frekuensi, intensitas, dan durasi. Meskipun begitu informasi transisi tidak dibutuhkan. Data-data ini memperjelas bahwa aliran bahasa terlihat, persepsual atau produktif, seperti seri-seri kebebasan, unit-unit ciri tersendiri tidak dapat menambahkan sebuah model yang berguna pada pemerolehan bahasa kedua. Ini sudah sering diasumsikan bahwa bagian suarasuara dalam aliran bahasa diharapkan tampil secara sederhana pada mekanik atau batas otot saraf dari proses alat ukur bunyi manusia; MacNeiloge (1968) berpendapat bahwa ini secara sederhana bukanlah masalah. Bandarko (1969) dan Kozhevnikov dan Chistovich (1965) percaya bahwa fonetik yang menghubungkan fitur-fitur fonem yang berbeda adalah bervariasi. Dalam situasi yang berbeda dan perbedaaan karakter fonetik dapat mengasumsikan secara jelas bagi realisasi dari satu fonem. Lebih jauh lagi, fitur-fitur fonetik yang sama dapat memiliki sebuah signifikansi yang berbeda, tergantung pada suara-suara yang terdapat di lingkungannya. Pada penelitian-penelitian ini tidak ada pertanyaan tentang suku kata, tidak juga fonem, merupakan unit terkecil pada pengucapan.
Secara tepat melalui penemuan ini Tarone (1972) menyarankan/berpendapat bahwa suku kata sebagai sebuah pokok dalam pembelajaran bahasa kedua. Trean (1970) menampilkan bukti-bukti bahwa persepsi yang paling besar mempengaruhi unit, paling tidak pada persepsi dan pengidentikasian konsonan, bahkan lebih besar daripada suku kata dan minimal pada ukuran cvcvc (dimana c adalah konsonan dan v adalah vokal). Pada dasar pendahuluan sebuah pelajaran, Lehiste (1971) mengajarkan kata sebagai sebuah pokok dalam produksi. Dia mencatatkan, bahwa tidak sedikit beberapa bukti ditambahkan melalui pempelajaran yang lebih lanjut, harus disimpulkan bahwa struktur morfem dari sebuah kata tidak memiliki banyak pengaruh pada organisasi yang bersifat sementara dalam bahasa Inggris.
Pada dasarnya teori fonemik menurut sistem orang yang percaya sistem atom seperti yang dijelaskan dalam buku karangan Chomsky dan Halle yang berjudul The Sound Pattern of English (1968) tidak dapat menjelaskan data yang disebutkan di atas. Sebuah modifikasi dari pendekatan Chomsky-Halle yang mana mengambil posisi fonem dalam suku kata atau kata akan menjadi langkah pertama dalam direksi yang benar bila pemerolehan bahasa kedua dijelaskan dengan akurat (lihat Sampson, 1971). Tetapi bahkan kesadaran yang lebih besar dengan posisi dan interaksi suara/bunyi’segments’ di dalam kota sangatlah dibutuhkan. Sebaik perhatian yang lebih besar pada fonetik yang lebih rendah. Penggunaan tanda dari kelalaian yang datang tanpa disengaja analisis pada syair dari muara dapat membuktikan keproduktifan (Changsha, 1957).
Dapat disimpulkan, pendapat sistem pendekatan dalam belajar bahasa tidak seperti patology yang dihilangkan tetapi menjadi bagian yang penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar