ANALISIS BUTIR SOAL
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia
Dosen Pengasuh
Dr. Ratu Wardarita, M.Pd
Drs. Sjech Dullah, M.Pd
Oleh
Muhamad Nasir
20076011041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHSA
BKU PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
1. Pendahuluan
Tes sebagai alat pengukur hasil belajar siswa diharapkan mampu memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Artinya alat tes dapat memberikan informasi tentang siswa sesuai dengan keadaan yang mendekati sesungguhnya.
Agar tes dapat memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai alat penilaian yang baik. Untuk keperluan itu, kita membutuhkan informasi apakah alat tes yang disusun telah memenuhi syarat ”baik” yang dimaksud. Dengan kata lain, diperlukan suatu aktivitas penilaian terhadap alat tes untuk mendapatkan informasi tentang ”baik tidaknya” alat yang telah disusun itu. Sebagai contoh, sebuah alat tes dicobakan di kelas. Hasil tes menunjukkan bahwa semua siswa tidak ada yang dapat mengerjakan butir-butir tes itu dengan betul lebih dari separuh. Dalam hal ini apakah semua siswa tersebut bodoh? Jawabannya adalah tidak, karena mungkin saja memang soalnya terlalu sulit. Sebaliknya jika semua siswa hampir 90% dapat mengerjakan butir tes tersebut secara tepat, apakah kita akan mengatakan bahwa siswa di kelas tersebut pandai semua? Jawabnya adalah tidak, karena mungkin saja soalnya terlalu mudah.
Sebuah alat tes yang baik harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu alat tes haruslah tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Alat tes yang baik harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi kelayakan, kesahihan, keterpercayaan, ketertafsiran, dan kebergunaan (Tuckman, 1975:209) dan efektivitas butir-butir soalnya. Efektivitas butir soal dipakai sebagai penentuan kelayakan butir-butir tes dari segi tingkat kesulitan, daya beda, dan efektivitas distraktor.
2. Analisis Butir Soal
Untuk menguji tingkat keterpercayaan suatu tes, biasanya dilakukan uji coba tes terhadap sejumlah subjek yang bersifat tipikal dengan populasi yang akan dites. Dengan sifat tifikal dimaksukan subjek yang mempunyai persamaan sifat dan kemampuan dengan subjek polulasi. Hasil uji coba tersebut juga dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas variasi butir-butir tes melalui kerja analisis butir soal.
Berdasarkan analisis butir soal akan dapat diperbaiki dan ditingkatkan tingkat keterpercayaan sebuah tes, tes yang telah dipergunakan sebelumnya.
Analisis butir soal merupakan analisis hubungan antara skor-skor butir soal denga skor keseluruhan, membandingkan jawaban siswa terhadap suatu butir soal dengan jawaban terhadap kese luruhan tes (Tuckman, 1975:271). Tujuan analisis butir soal adalah membuat tiap butir soal itu sebagai alat pengukuran, karena suatu alat tes, jika tidak diuji, efektivitas pengukuran tidak dapat ditentukan secara memuaskan ( Noll, 1979:207).
Analisis butir soal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesulitan tiap butir soal, daya pembeda, dan efektivitas butir-butir pengecoh (distractor). Ketiga hal tersebut akan penulis paparkan pada makalah ini. Penulis mengambil sampel siswa kelas XI SMA Tamansiswa Palembang yang terdiri dari 20 orang siswa. Untuk soal tesnya penulis mengambil soal bahasa Indonesia yang baru saja diujikan pada tanggal 2 Juni 2008 yang lalu pada ujian Mid Semester.
Langkah-langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Penulis menentukan sampel siswa yang akan dianalisis yaitu sebanyak 20 orang siswa.
2. Penulis mengambil soal tes bahasa Indonesia sebanyak 20 soal yang telah diujikan.
3. Teknik Analisis Data Tes
Untuk menentukan nilai tes dalam tes objektif, pengolahannya menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
N: Nilai siswa
B: Jumlah jawaban yang benar
S: Jumlah soal
4. Hasil Uji Coba Instrumen
Hasil uji coba instrument penulis lakukan terhadap siswa kelas XI SMA Taman siswa Palembang yang berjumlah dua puluh orang. Jumlah soal instrumen yang di ujicobakan kepada siswa tersebut adalah dua puluh soal tes objektif.
5. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Objektif
Hasil uji coba instrumen tes objektif dapat diketahui melalui analisis soal mengenai indeks kesukaran dan indeks daya pembeda soal. Rumus yang digunakan untuk mencari IF dan ID adalah sebagai berikut:
Keterangan:
IF : Indeks tingkat kesukaran yang dicari
ID : Indeks daya pembeda yang dicari
FH : Jumlah jawaban betul kelompok tinggi
FL : Jumlah jawaban betul kelompok rendah
N : Jumlah siswa kedua kelompok
n : Jumlah siswa kelompok tinggi atau rendah
Untuk mengetahui apakah tes objektif layak digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
ANALISIS BUTIR SOAL TES OBJEKTIF KELOMPOK TINGGI DAN KELOMPOK RENDAH UNTUK PERSIAPAN PERHITUNGAN INDEKS TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA
Kelompok Tinggi
Nama Siswa Nomor Butir Soal (item) Jumlah Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ahmad 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
Basarul 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
Beni 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
Johan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 18
Hendra 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
Sarkowi
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17
Hidayat 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 17
Rosmiati 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 17
Marbiah 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
Lindawati 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 15
Jumlah 10 7 10 8 10 9 9 8 10 10 9 9 8 4 6 10 10 10 8 10 175
ANALISIS BUTIR SOAL TES OBJEKTIF KELOMPOK TINGGI DAN KELOMPOK RENDAH UNTUK PERSIAPAN PERHITUNGAN INDEKS TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA
Kelompok Rendah
Nama Siswa Nomor Butir Soal (item) Jumlah Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Adi Pratama 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 14
Saini 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 14
Erni Puspa 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 12
Pepen Aulia 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 12
Azhar Rahman 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 11
Rosalinda 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9
Aprilianti. S 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 `1 0 0 0 0 1 1 0 8
Titin Mularti 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6
Yadi Kesuma 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 5
Hera Afandi 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 5
Jumlah 8 8 4 6 5 4 6 4 6 5 4 4 5 3 3 4 4 5 4 4 96
PERHITUNGAN INDEKS TINGKAT KESUKARAN (IF) DAN DAYA PEMBEDA (ID) BUTIR SOAL OBJEKTIF
No FH FL IF Nilai ID Nilai Kategori Layak
1 10 8
0,90
0,40 Mudah Tidak
2 7 8
0,75
0,40 Mudah Layak
3 10 4
0,50
0,30 Sedang Layak
4 8 6
0,80
0,40 Mudah Layak
5 10 5
0,60
0,40 Sedang Layak
6 9 4
0,30
0,20 Sukar Tidak Layak
7 9 6
0,60
0,40 Sedang Layak
8 8 4
0,30
0,20 Sukar Tidak Layak
9 10 6
0,30
0,60 Sukar Layak
10 10 5
0,80
0,40 Mudah Layak
11 9 4
0,80
0,40 Mudah Layak
12 9 4
0,30
0,20 Sukar Tidak Layak
13 8 5
0,80
0,40 Sedang Layak
14 4 3
0,80
0,40 Mudah Layak
15 6 3
0,30
0,20 Sukar Tidak Layak
16 10 4
0,80
0,40 Mudah Layak
17 10 4
0,30
0,20 Sukar Tidak Layak
18 10 5
0,30
0,20 Sukar Tidak layak
19 8 4
0,30
0,60 Sukar Layak
20 10 4
0,80
0,40 Mudah L:ayak
Nurgiyantoro (1993:141) mengemukakan, ”Soal dikatakan layak apabila IF= 0,15 sampai dengan 0,85 dan mempunyai ID= 0,25 sampai dengan 1,00. Butir soal yang indeks daya beda kurang dari 0,25 tidak layak, karena itu perlu direvisi atau diganti”.
Menurut Arikunto (2006:210) adalah sebagai berikut:
Menurut ketentuan yang sering diikuti, Indeks kesukaran sering diklasifikasikan soal dengan P (IF) 0,00 sampai 0,30 adalah sukar, soal dengan P (IF) 0,31 sampai 0,70 adalah sedang, soal dengan P (IF) 0,71 sampai 1,00 adalah mudah. Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa soal-soal yang dianggap baik, yaitu soal-soal sedang, adalah soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30 sampai 0,70”. Perlu diketahui bahwa soal-soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar, lalu tidak berarti tidak boleh digunakan.
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa soal yang sukar delapan buah masing-masing nomor 6, 8, 9, 12, 15, 17, 18, 19, soal yang sedang empat buah masing-masing nomor soal 3, 5, 7, 13 dan yang mudah delapan buah masing-masing nomor 1, 2, 4, 10, 11, 14, 16,
6. Perhitungan Reabilitas Tes Objektif
Rumus yang digunakan untuk menghitung simpangan baku (S) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
S : Simpangan baku
X : Nilai rata-rata
p : Proporsi jawaban benar
q : Proporsi jawaban salah
N : Banyaknya subjek pengikut tes
: Kuadrat soal total
ANALISIS BUTIR SOAL TES OBJEKTIF UNTUK PERSIAPAN PERHITUNGAN RELIABILITAS
No Urut Subjek Nomor Butir Soal (item) Jumlah Jumlah Kuadrat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 (X) (X2)
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 17 289
2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 16 256
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 15 225
4 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 14 196
5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 14 196
6 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 12 144
7 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8 64
8 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7 49
9 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 7 49
10 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 5 25
Jumlah 8 8 5 8 6 3 6 3 7 8 8 3 6 8 3 6 3 3 7 6 115 1494
p 0,8 0,8 0,5 0,8 0,6 0,3 0,6 0,3 0,7 0,8 0,8 0,3 0,6 0,8 0,3 0,6 0,3 0,3 0,7 0,6
q 0,2 0,2 0,5 0,2 0,4 0,7 0,4 0,7 0,3 0,2 0,2 0,7 0,4 0,2 0,7 0,4 0,7 0,7 0,3 0,4
∑pq 0,16 0,16 0,25 0,16 0,24 0,21 0,24 0,21 0,21 0,16 0,16 0,21 0,24 0,16 0,21 0,24 0,21 0,21 0,21 0,24 (∑pq) 4,09
= 4,14
Berdasarkan perhitungan diketahui:
n = 20 S = 4,14
X = 115 ∑pq = 4,09
Dari data di samping dimasukkan ke dalam rumus K-R.20
Keterangan:
: Reabilitas tes secara keseluruhan
S : Simpangan baku
∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : Banyaknya item (butir soal)
= 1,05X0,76
= 0,80
Dari perhitungan di atas diperoleh reliabilitas tes secara keseluruhan = 0,80. Ini berarti reabilitas tinggi.
Lampiran:
Soal
1. Makna kata yang sebenarnya atau lugas disebut?
a. Makna denotatif c. Makna konotatif
b. Makna kias d. Makna tak sebenarnya
2. Aminah bunga desanya. Kata bunga dalam kalimat tersebut mempunyai makna?
a. lugas c. konotatif
b. sebenarnya d. dalam kamus
3. Kata tawar dalam kalaimat ”Kata-katanya tawar mengalami perubahan makna secara?
a. meluas c. asosiasi
b.menyempit d. amelioratif
4. Kaum wanita lebih senang dipanggil dengan wanita daripada perempuan, karena ......
a. kata wanita lebih tepat
b. kata wanita menggambarkan kecantikan
c. kata wanita lebih romantis
d. nilai rasa wanita dipandang lebih tinggi
5. Kata-kata yang mempunyai makna sama tetapi bentuknya berbeda-beda disebut?
a. homonim c. polisemi
b. sinonim d.homofon
6. Bagai hujan jatuh ke pasir.
. Arti peribahasa di atas adalah?
a. pekerjaan yang sia-sia c. Keadaan yang wajar
b. pekerjaan yang rumit d. Kebaikan yang berbalas
7. Arti denotatif mengamankan adalah?
a. menangkap c.menahan
b. memenjarakan d. menentramkan
8. Sinonim kata makan di bawah ini, yaitu?
a. makanan c. santap
b. amblas d. hantam
9. Orang yang tinggi hati tak mau dilebihi orang lain.
Kata yang bergaris bawah itu memiliki arti?
a. denotatif c. konotatif
b. imajinatif d. idiomatif
10. Kata karangan bunga dalam puisi karya Taufik Ismail mengandung makna?
a. makna lambang c. Makna kias
b. makna utuh d. Makna lugas
11. Contoh kata yang bersinonim di bawah ini adalah?
a. tewas dan gugur c. khusus dan khas
b. gadis dan jejaka d. Selendang dan kain
12. Yang dimaksud dengan homonim yaitu kata yang ....
a. sebunyi dan searti c. Sepadan dan searti
b. sebentuk, tak searti d. Sejenis dan searti
13. Ia menyapu teras rumahnya.
Ayahnya pejabat teras.
Kata teras pada kalimat di atas adalah contoh?
a. homograf c. homonim
b. homofon d. antonim
14. Ungkapan makan tanah berati?
a. banyak tanahnya c. Miskin sekali
b. bersawah d. Berladang
15. Kata kendala akhir-akahir ini sering dipergunakan sebagai pengemban makna?
a. pengaruh c. hambatan
b. tunjangan d. rancangan
16. Dalam bahasa Indonesia, kata asing machine menjadi mesin, gejala serupa itu disebut?
a. sinkope c. apokope
b. adaptasi d. kontaminasi
17. Sudah berulang kali mencuri mangga tetangganya.
Penurunan dua uangkapan yang berlainan menjadi satu ungkapan baru seperti contoh di atas disebut?
a. analogi c. kontaminasi
b. asimilasi d. Disimilasi
18. Istilah ”take off” artinya?
a. tinggal lasndasan c. tinggal landas
b. tinggalkana landasan d. Tinggalkan landas
19. Contoh kata bunga mengandung arti denotatif di bawah ini?
a. Pada musim bunga pemandangan indah di daerah itu.
b. Suku bunga bank sedang naik
c. Ia bunga di desanya
d. Orang itu meminta bunga limabelas persen dari hasilnya.
20. Dalam bahasa Indonesia kata anggota sering disebut anggauta. Proses ini disebut?
a. monoftongisasi c. asimilasi
b. diftongisasi d. patalisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar